Uncategorized

We Can Live Without You (2)

We Can Live Without You (2)

Author. : L~Cho
Cast. : Cho Kyuhyun >< Seo joohyun >< Lauren Cho >< Jian Cho.
Genre. : Sad, angst, family.
Leght. : just follow the plot 😉

******
Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa sudah akhir semester dua. Itu artinya kini mereka mendekati tahun kenaikan kelas. Lauren dan Jian tengah bersiap-siap menghadapi ujian akhir semester. Tahun ini, mereka berusaha keras untuk mempertahankan prestasi mereka, pasalnya jika prestasi mereka turun, otomatis beasiswa mereka akan dicabut Dan itu berarti ibu mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya sekolah mereka.

Seperti saat ini, Lauren tengah membaca buku catatan miliknya sambil menunggu pembeli datang. Hari ini kedai tak seramai seperti biasanya, sehingga Lauren Dan Jian bisa bekerja sambil belajar. Lagi pula Shin ahjumma tak melarang mereka belajar dijam kerja, bahkan beliau mendukung mereka.

Shin ahjumma paham betul posisi mereka sebagai seorang pelajar yang memang seharusnya belajar bukan malahan bekerja. Shin ahjumma merasa takjub dengan kegigihan kedua kakak beradik itu, ditengah kesulitan ekonomi keluarga, mereka tetap gigih untuk belajar, bersekolah Dan bekerja. Apalagi di umur mereka yang masih sangat kecil.

Ya tuhan, seandainya ia orang berpunya, Ia pasti dengan senang hati membantu kedua anak tersebut. Sebenarnya ia tak tega memperkerjakan kedua bocah itu, tapi apa daya hati kecilnya merasa tak tega melihat ketulusan Dan kegigihan kedua bocah tersebut yang ingin bekerja. Jadinya ia menerima mereka, hitung-hitung ini adalah salah satu cara ia membantu mereka.

“Lauren..” Panggil Shin ahjumma.

“Ya, ahjumma ada apa?”

“Bisa bantu ahjumma membuang sampah-sampah ini kedepan?”

“Tentu saja ahjumma,,,”

Laurenpun membawa dua kantung plastik kecil hitam yang penuh dengan sampan menuju tempat sampah yang ada di depan kedai. Saat Lauren mencoba menggapai bak sampah besar yang memang sulit sekali digapai bocah seusianya, seseorang memanggilnya.

“Laurennie…” Panggil seorang gadis kecil seusianya.

“Crissie, hey.. Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Lauren pada Cristina sambil membersihkan tangannya yang Kotor.

“Aku ingin kerumahmu, tapi aku tak menyangka kita bertemu disini..” Ujar Cristina.

“Ohh,, iya.. Aku disini bekerja..”

“Mwo??! Kkau?? b,,berkerja? Disini?” Cristina terkejut, tak percaya dengan apa yang diucapkan Lauren.

“Kamu kesini bersama siapa?” Tanya Lauren penasaran.

“Ahh, Tadi aku kesini dengan appa..” Ujar Cristina “nah, itu….” Tunjuk Cristina pada seorang laki-laki yang baru keluar dari mobil mewahnya. Lelaki itu tersenyum pada kedua gadis kecil didepannya.

“Appa….!” Pangggil crissie pada ayah tirinya.

“Lauren.. Kamu disini?” Tanya Kyuhyun dengan wajah yang terkejut.

“Iya ahjussi, saya disini bekerja..” Jawab Lauren sambil menampakkan senyum manisnya yang tak pernah pudar dari bibir manisnya. Kyuhyun tersentak kaget akan pengakuan Lauren. Bekerja? Anak sekecil itu bekerja? Ya tuhan? Kenapa hatinya terasa ngilu sekali. Seolah-olah ia tak rela anak sekecil itu bekerja. Egonya merasa dilukai.

“Ehm. Lauren bekerja disini bersama siapa?” Tanya Kyuhyun hati-hati. Hatinya tergerak ingin mengetahui lebih jauh tentang kehidupan anak ini.

“Nuna.. cepatlah ada pelanggan datang!” Ujar Jian dari dalam kedai.

“Maaf ahjussi.. crissie.. saya pamit karena harus kembali bekerja.. anyeong..!” Pamit Lauren sambil menundukkan tubuhnya. Iapun bergegas masuk kedalam kedai.

“Appa, ayo kita masuk ! Aku lapar..” Rengek Cristina dengan manja. Kyuhyunpun tersenyum lalu menggandeng tangan Cristina memasuki kedai.

Di dalam kedai, entah sengaja atau tidak Kyuhyun meneliti setiap detail kedai yang ia masuki. Hatinya merasa terenyuh melihat suasana kedai tersebut, kedai dengan bangunan yang sudah dimakan usia dengan meja dan kursi yang sangat sederhana dan sebuah kipas angin yang nampaknya sudah tak berfungsi dengan baik menghiasi kedai tersebut. Seorang namja kecil nampak tengah mengantarkan sebuah makanan kepada pelanggan lain.

“Appa ingin tambah supnya lagi?” tawar Cristina pada Kyuhyun. Kyuhyun menggelengkan kepalanya sembari melanjutkan makannya.

Siang menjelang, para pelangan semakin banyak berkunjung karena jam istirahat telah tiba baik Lauren maupun Jian terlihat riwa-riwi kesana kemari melayani dan mengantarkan makanan pesanan pelanggan. Peluh yang menetes di pelipis mereka tak mereka hiraukan lagi. Para pelanggan seolah tidak henti-hentinya datang apalagi kedai Shin ahjumma sangat terkenal dengan sup ikannya yang lezat.

“Nuna.. pesanan sup ikannya kurang satu” teriak Jian dari meja pelanggan. Lauren yang berada di dapur bersama Shin ahjumma langsung bergegas menyiapkan pesanan pelanggan karena Shin ahjumma yang tengah sibuk memasak pesanan pelanggan lainnya.

Lauren, bocah itu sungguh terampil menyiapkan pesanan untuk para pelanggan tak hanya itu, bocah itu juga rajin sekali dalam bekerja begitu pula dengan adiknya Jian. Shin ahjumma yang melihat kedua pegawai kecil yang sudah dianggap cucunya sendiri tersenyum bangga. Kedua anak itu tumbuh dengan baik.

Terkadang Shin ahjumma merasa kasihan kepada kedua anak tersebut, ia mengenal betul bagaimana kedua bocah itu besar dan bagaimana eomma mereka yang pontang-panting merawat mereka berdua apalagi saat kedua anak itu masih balita. Apakah kalian bisa membayangkan mengurus dua balita bersamaan dengan selisih umur hanya setahun tanpa ada orang yang membantu? Itu sungguh sulit dilakukan apalagi hal itu dilakukanoleh ibu muda seperti seohyun.

Terkadang sehabis menjajakan supnya, Shin ahjumma juga ikut menjaga kedua bocah itu karena ibu mereka yang harus berkerja. Sungguh kalau Shin ahjumma mengingat masa kecil kedua bocah malang itu ia tak dapat membayangkan kalau anak tersebut dapat tumbuh dengan sehat bahkan menjadi anak yang cerdas.

“ahjumma, ahjussi di meja seberang memesan sup ikan lagi” ucap lauren sambil meletakkan piring kotor ke dalam bak cuci.

“ne..”

***
Di sisi lain seorang wanita muda tengah membereskan meja kerjanya. Wanita itu tak lupa juga mematikan CPU komputernya. Ia mengambil tasnya lalu berpamitan kepada rekan sejawatnya.

“Oohh, seohyun kau sudah selesai?”

“Ne, Hani-ssi aku pamit duluan ne?” ucap seohyun sambil berpamitan.

Hari ini seohyun pulang lebih cepat dari hari biasanya dikarenakan sudah hampir dua minggu ini dia lembur oleh karena itu ia mendapatkan dispensasi untuk libur dari perusahaannya. Rencananya hari ini seohyun ingin memberikan sebuah kejutan dan juga sekaligus memasakkan masakan kesukaan kedua buah hatinya itu sebagai sebuah hadiah karena kedua anaknya itu tidak pernah mengeluh karena sering ia tinggal hingga larut malam. Namun sebelum ia pulang ke rumah kecilnya, terlebih dulu ia pergi ke pasar membeli beberapa bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Dengan langkah riang, seohyun mengayunkan kakinya menuju rumahnya. Ia sungguh tak sabar member kejutan kepada kedua buah hatinya, sepertinya anaknya sudah pulang dari sekolah.

Dengan hati-hati seohyun membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci, lalu dengan langkah pelan ia memanggil nama kedua bua hatinya namun hasilnya nihil, rumah itu sepi kedua putra-putrinya tak ada dirumah. Dengan hati yang setengah kecewa, seohyun lalu meletakkan belanjaannya ke dapur.

Seohyun berfikir mungkin kedua anaknya sedang pergi bermain keluar, lalu ia memutuskan untuk memasak sambil membersihkan rumahnya. Seohyun sudah terbiasa melakukan pekerjaan bersamaan, hal ini lebih mudah jika dibandingkan dulu saat lauren berusia satu setengah tahun dan jian yang berusia lima bulan.

Bisa kalian bayangkan seohyun melakukan segala pekerjaan rumah dengan lauren yang berada di gendongan belakang danjian yang berada dibagian depan, dan hal itu seohyun lakukan setiap hari sampai kedua anak itu sudah cukup umur untuk bermain sendiri.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, seohyun sudah selesai dengan semua pekerjaan rumahnya, namun anaknya tidak ada tanda-tanda pulang bahkan tak ia temukan seragam bekas mereka sekolah padahal ini sudah melewati jam pulang mereka.

Dengan hati yang cemas setengah mati seohyun kemudian memutuskan untuk menelpon kepada pihak sekolah, namun pihaksekolah mengatakan kalau semua anak sudah pulang sejak tiga jam lalu. dengan hati yang sudah merasa tak menentu, seohyun akhirnya keluar rumah dan bertanya kepada tetangga sebelah rumahnya.

“Nyonya Ahn, apakah anda melihat Lauren dan Jian?”

“saya tidak melihat mereka nyonya Seo, apakah mereka belum pulang?” Tanya Ny. Ahn.

“”begitulah, baiklah kalau begitu saya pamit dulu ingin mencari mereka lagi

“Nyonya Seo, apakah anda sudah mencari mereka di kedai Nyonya Shin?”

“nde? Belum”

“sebaiknya anda mencari kesana dulu, karena biasanya saya melihat mereka disana membantu nyonya Shin disana”

“baiklah, terima kasih atas informasinya nyonya Ahn.” ucap Seohyun lantas bergegas menuju kedai Shin ahjumma yang berada tak jauh dari rumah mereka. ”

Setibanya dikedai milik Shin ahjumma seohyun lalu bergegas masuk kedalam kedai. Dah betapa kagetnya dia saat melihat putrinya tengah melayani para pelanggan kedai tersebut sambil membawa nampan berisi mangkuk besar dan segelas minuman diatasnya.

Hati seohyun merasa trenyuh melihat putri kecilnya bekerja kerasa seperti Itu. tak sampai disitu juga, ia juga melihat putra kecilnya tengah membersihkan meja bekas pelanggan di sudut kecil kedai, sesekali putranya itu menyeka peluhnya yang berjatuhan akibat rasa lelah serta udara yang cukup panas kala itu.

Sebagai seorang ibu Dia merasa tertampar dengan kenyataan bahwa selama ini anaknya memiliki pekerjaan sambilan. Seharusnya ia lebih peka Dengan semua Itu. Seharusnya ia tahu lebih awal Kalau anaknya selama ini bekerja sehingga ia bisa mencegah anaknya untuk bekerja dan ia tidak akan merasa sebersalah ini, dan ia akan bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Ibarat nasi telah menjadi bubur, seohyun sudah merasa gagal menjalankan peran sebagai orang Tua karena kelalaiannya membiarkan kedua putra putrinya bekerja. Tak terasa air matanya luruh berjatuhan melihat kedua anaknya kepayahan mengangkat beban seperti Itu. Kedua tangan ringkih Itu dipaksa untuk mengangkat nampan yang terisi penuh. Batinnya teriris.. gagalkah ia menjadi seorang ibu?

Seohyunpun melangkahkan kakinya menuju tempat dimana kedua putra putrinya berada. “Laurennie… Jiannie” panggilnya.

Kedua bocah yang merasa terpanggil namanya sontak menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

“Eomma..” ucap mereka kaget saat melihat sang Eomma yang datang tanpa mereka duga.

Seohyunpun menghampiri kedua anaknya lalu memeluk tubuh sang putri kecilnya. Tubuh seohyun luruh kebawah karena lemas. Tangisnya pecah seketika membuat pengunjung kedai tersebut melihat kearahnya. Seorang wanita paruh baya yang sering dipanggil Shin ahjumma datang membawa serta tubuh seohyun masuk kedalam dapur sambil menggandeng lauren.

“Ya tuhan Seohyun-ssi..” ucap Shin ahjumma tak tega melihat penampilan seohyun yang menyedihkan seperti Itu.

“Ahjumma, katakan padaku ini tidak seperti yang ku lihat bukan?? Benarkan ahjumma??”

“Ya tuhan, aku merasa bersalah sekali… anakku.. anakku bekerja keras selama ini. Aku merasa sungguh tak berguna”

“Eomma… Eomma..” panggil Lauren dan jian bersamaan.

“Apakah kalian selama ini sangat menderita hidup dengan eomma nak?”

Keduanya menggeleng.

Kedua bocah itu lantas memeluk tubuh sang ibu erat, mereka merasa bersalah kepada sang eomma karena tidak berkata jujur.

“Seohyun-ah, sudahlah.. Mereka anak yang baik. Aku tahu itu. Mereka hanya ingin membantu ibunya saja” tutur Shin ahjumma.

“Kau harusnya patur besyukur memiliki anak hebat seperti mereka, mereka anak yang baik, sopan, pintar bahkan mereka anak yang rajin bekerja. Kau tahu seohyun-ah mereka melakukan itu semua karena ingin mengurangi bebanmu. Mereka tahu kalau biaya hidup dikota besar seperti Seoul sangat mahal. Apalagi sekolah mereka berada di sekolah favorit. Mereka paham, mereka hanya memiliki dirimu saja. Maka dari itu mereka berniat meringankan bebanmu nak. Tolong pahamilah keinginan mulia mereka” nasihat Shin ahjumma.

“Tapi ahjumma, aku merasa seperti tidak berguna sama sekali. Aku seperti ibu yang jahat membiarkan anak-anakku bekerja seperti ini. Mereka seharusnya menikmati waktu mereka untuk bermain. Bukan malah bekerja.”

“Eomma.. Eomma tidak perlu khawatir soal itu.. Kami bisa bermain kapanpun kami mau. Di sini kami bekerja sambil bermain, terkadang juga sambil belajar eomma. Shin ahjumma sangat baik pada kami” jelas Lauren.

“Anak-anak eomma.. ” ucap seohyun terharu mendengar penjelasan putrinya yang begitu dewasa dengan segala pemikirannya.

Ia bangga memiliki dua malaikat kecil yang begitu pintar dan membanggakan seperti mereka meskipun hidup ditengah keterbatasan. Mereka anaknya. Dikecupnya kening kedua anaknya dengan lembut. Mereka anak yang hebat. Seohyun bangga akan hal itu.

****
Lauren dan jian bersiap-siap pergi ke sekolah. Wajah riang menghiasi wajah Ayu dan tampan kedua bocah itu saat memasuki gerbang sekolah. Tepat pukul tujuh mereka bersiap memasuki kelas masing-masing.

Ujian kenaikan kelas telah usai. Kini mereka akan menerima hasil dari soal yang mereka kerjakan serta penerimaan undangan untuk wali murid. Senyum lebar terpatri lebar dibibir lauren. Gadis itu tersenyum manakala melihat nilai-nilai yang ia peroleh. Hampir semuanya sempurna. Sekarang ia tak perlu takut lagi jika beasiswanya akan dicabut karena prestasinya menurun.

“Laurennie.. Bagaimana nilaimu? ” tanya Christina pada Lauren.

“Hampir sempurna” jawab lauren sambil menunjukkan lembaran hasil nilainya.

“Wow.. Kau hebat sekali. Hahh… Sayangnya aku hanya bisa melampaui beberapa pelajaran saja” ucap cristina sedih.

“Crissie.. Jangan sedih.. Tahun depan belajar yang giat okey?” hibur lauren.

“Terima kasih laurennie.. Kau memang sahabat terbaikku”

“Oh ya, besok eommamu datangkan ke acara pengambilan raport?” tanya cristina.

“Tentu saja. Eomma akan datang. Akubakan memberikan sesuatu untuk eomma besok”

“Kau ingin memepersembahkan apa? ”

“Ada dehh.. Hihihi”

“Laurennie.. Kau tega sekali padaku. Aku kan ingin tahu.”

“Crissie.. Besok juga kau akan tahu”

“Ohh ya besok appaku akan datang memberikan sambutan lohh?”

“Benarkah?”

“Iya benar, eomma ku juga besok datang. ”

“Wahhh orang tuamu datang semua ya.. ” ucap lauren iri. Dirinya iri melihat keharmonisan hubungan keluarga Christina yang terlihat sangat bahagia.

Bell tanda waktu pulang sudah berdering. Anak-anak disana tengah bersiap untuk pulang, Lauren lantas bergegas menuju gerbang utama sekolah mereka sambil menunggu adiknya, Jian. Kaki kecilnya menendang kerikil yang ada dibawahnya. Kegiatan saling menunggu adalah kegiatan rutin mereka selepas bel pulang berbunyi. Karena menurut eomma mereka, mereka tidak boleh pulang sendirian harus bersama-sama jadi kalau nanti mereka pulang atau berangkat ada teman untuk mengobrol. Apalagi mereka tidak ada yang mengantar jemput seperti murid-murid disekolah ini yang selalu di antar jemput oleh supir mereka.

“Noona.. ” ucap sebuah suara kecil yang sangat ia hafal.

“Kajja jian-nie.. Aku sudah lapar” ucap lauren sambil menggandeng lengan adiknya.

Hari ini mereka tidak membawa bekal ataupun uang saku karena eomma tadi pagi terburu-buru berangkat apalagi tadi pagi mereka bangun kesiangan jadilah mereka lupa sarapan ataupun membawa bekal karena memang tidak sempat.

****
Hiruk pikuk suara ramai terdengar diseluruh penjuru gedung aula utama yayasan sekolah dasar elit tempat anak-anaknya bersekolah. Hari ini adalah akhir tahun ajaran jadi sekolah mereka masih gadakan perpisahan untuk kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sedangkan untuk para adik kelas diadakan acara pentas bakat serta penyerahan laporan hasil belajar selama satu semester di akhir tahun ajaran.

Seohyun melangkahkan kakinya menuju tempat aula dimana pentas akhir tahun dilaksanakan. Kakinya terseok-seok saat melangkah karena tadi ia sempat terjatuh karena heels yang ia kenakan agak meleyot. Sepertinya sepatu yang sudah menemaninya hampir satu setengah tahun itu minta untuk diganti baru karena terlalu sering digunakan. Lupakan soal membeli lagi karena seohyun akan memilih memperbaikinya di tukang reparasi sepatu dari pada membeli baru karena uang untuk membeli sepatu bisa ia tabung untuk masa depan anak-anaknya

Kaki jenjangnya itu akhirnya sampai pada aula besar sekolah dasar elit itu. Ruangan itu kini penuh dengan wali murid dan sebagian peserta didik kelas enam yang akan segera meninggalkan sekolah karena harus menapaki jenjang yang lebih tinggi lagi. Dengan perasaan gugup, seohyun akhirnya mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong. Ada beberapa bangku kosong di bagian belakang.

Aula itu sudah layaknya stadion karena bagian atas ruangan itu terisi penuh siswa dari kelas satu dan enam. Sedangkan bagian bawah terisi para wali murid dan murid kelas enam. Suasana hening saat proses wisuda para murid kelas enam. Seohyun nampak memperhatikan proses wisuda itu dengan khidmat sama seperti para tamu undangan yang lain.

Tiga puluh menit berlalu, kini adalah acara Puncak dimana biasanya kepala sekolah mengumumkan juara kelas tahun ini. Jantung seohyun berdetak kencang tidak seperti biasanya hatinya berharap dan berdoa semoga anaknya mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat mempertahankan prestasinya. Namun sebelum acara pengumuman juara kelas, pembawa acara itu mengumumkan bahwa pemilik yayasan yang kebetulan berkenan hadir akan menyampaikan hasilnya.

Seohyun mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya pemilik yayasan sekolah ini datang dan menghadiri acara sekolah seperti ini. Seohyun merasakan handphonenya bergetar. Ia pun akhirnya memutuskan pergi keluar sebentar mengangkat telponnya.

Lima menit kemudian seohyun kembali masuk kedalam aula, namun saat mendengar suara pembicara matanya langsung mendelik melotot melihat sosok pria muda yang berdiri diatas panggung. Kakinya lemas tak sanggup berjalan melihat sosok itu disana berdiri dengan gagahnya menyampaikan ramah tamah dengan para tamu.

Seohyun menutup mulutnya. Ya tuhan.. Bagaimana bisa? Bukankah pria itu berada di Amerika? Kenapa bisa berada disini. Berpijak di bumi dan tempat yang sama dengannya. Lauren… Jian.. Sebut seohyun memanggil nama kedua anaknya ia ingin pergi sekarang juga. Namun ia tidak bisa bersikap seperti seorang pengecut terus. Ia harus membuktikan pada lelaki itu bahwa ia bisa melanjutkan hidupnya dengan baik.

Dengan langkah yang tertatih seohyun kembali ke tempat duduknya semula. Kini tiba saatnya pengumuman juara kelas tahun ajaran ini. Seohyun memejamkan matanya. Dalam hatinya ia takut anaknya akan bertemu dengan ayah mereka. Namun sepertinya ia tidak perlu terlalu cemas karena anaknya tidak pernah sekalipun melihat photo ayah mereka. Meskipun lauren pernah sebentar mengenal ayahnya namun ia 100 persen yakin jika Putrinya itu sudah lupa dengan sosok ayahnya.

Tubuh seohyun menegang tatkala pada saat sang pembawa acara mengumumkan juara kelas, bukan karena takut anaknya tidak mendapatkan peringkat kelas namun lebih pada sosok pria yang masih berdiri diatas panggung seusai memeberikan pidato. Pria itu tak beranjak dari tempatnya. Sepertinya pria itu akan terus berdiri disana sambil memberikan hadiah kepada para juara kelas. Tiba saatnya pengumuman dibaca oleh pembawa acara.

“Pengumuman juara kelas tahun ini akan dibacakan oleh bapak kepala sekolah kita Mr. Han seok ho kepada bapak kepala sekolah kami persilahkan” ucap sang MC mempersilahkan bapak kepala sekolah untuk membacakan juara kelas disetiap masing-masing kelas yang memang diperuntukkan untuk juara umum tiap kelas atau biasa disebut peringkat pararel.

“Terima kasih atas kesempatannya, peringkat pertama kelas I diraih oleh Kim jong woon, peringkat pertama kelas II diraih oleh Cho Jian, peringkat pertama kelas III diraih oleh Cho Lauren, peringkat pertama kelas IV diraih oleh Nam Ji hyun, peringkat pertama kelas V diraih oleh Hong Jung Hoo, peringkat pertama kelas VI diraih oleh Kang Dae Hee. kepada masing-masing peserta didik yang telah disebutkan namanya, silahkan maju ke panggung”

Seohyun tersenyum lega mendapatkan hasil pengumuman para juara kelas dan anak-anaknya masih Setia dengan peringkat mereka yang mereka raih sedari kelas satu. Namun kekhawatirannya sirna saat pria itu berdiri menyerahkan amplop yang sepertinya uang pembinaan dari sekolah serta trophy kepada masing-masing peserta didik yang terpilih. Jantungnya berdetak tak akruan melihat momen dimana anak-anaknya berjabat tangan dengan pria itu. “Itu appa kalian nak” bibir seohyun ingin menyletukkan kalimat itu namun bibirnya serasa kelu.

“Nak.. Maafkan eomma.” ucap seohyun dalam hati dengan air mata yang menetes.

Ia tak menyangka takdir tuhan akan begini. Mereka dipertemukan ditempat yang tak pernah terpikirkan oleh seohyun. Padahal dulu ia bersikeras untuk melarikan diri dan menjauh dari kehidupan pria itu namun sekarang apa? Jika tuhan sudah berkehendak manusia tinggal menerima dan menjalani. Sejauh mungkin ia melarikan diri menjauhkan anaknya pada appa mereka pada akhirnya mereka bertemu juga meski tidak saling mengenal satu sama lain.

Setelah pengumuman dibacakan tak lama kemudian acara ditutup oleh tampilan peserta didik yang menampilkan tari traditional korea. Seohyun lantas pergi menuju meja pengambilan raport sambil menunggu anak-anaknya.

“Eomma.. ” panggil Jian.

“Ohh.. Jiannie.. Kamu sendirian? Dimana Lauren noona?”

“Noona sedang bersama Cristina Noona”

“Cha.. Kita ambil raportmu setelah itu kita ambil punya noona” ucap seohyun pada putra bungsunya itu.

Cho jian adalah putra kesayangannya. Putra yang sangat menawan dengan mata bulatnya serta kulit putih pucatnya seperti salju. pria kecilnya itu tumbuh dengan baik meskipun dulu saat didalam kandungan beberapa kali seohyun harus mengalami pendarahan hebat akibat tali pusar ari-ari putranya itu menutupi jalan lahir sehingga ia harus extra hati-hati menjaga kandungannya padahal saat itu ia juga memiliki seorang Putri yang belum genap setahun usianya membuat seohyun menghabiskan semua tabungannya untuk menghidupi dirinya beserta anak-anaknya tanpa bekerja.

Meskipun begitu ia amat bersyukur putranya itu kini tumbuh dengan sehat tanpa kekurangan satu apapun dan terus menerus membuatnya bangga meskipun usianya yang masih terbilang kecil 8 tahun. Meskipun ia tak pernah mengenal sosok sang ayah namun putranya itu seringkali bertingkah sok dewasa menghadapi sifat noonanya yang terkadang kekanak-kanakan dengan kelembutan hatinya. Bahkan postur tubuhnya yang agak tinggi itu sepantaran dengan sang noona. Jadi mereka lebih terlihat seperti sepasang anak kembar bukan sebagai kakak adik yang terpaut usia satu tahun.

“Eomma.. Sepertinya noona ada disana” ucap jian sambil menunjuk tempat dimana sang noona tengah berdiri di depan meja pengambilan raport.

“Cha kita susul noonamu. Eomma sudah selesai mengambil punyamu” ucap seohyun sambil menunjukkan raport berwarna merah milik Jian.

Jianpun lantas meraih tangan sang eomma meminta digandeng tangannya. Jarang-jarang seohyun melihat anaknya ingin diperlakukan manja olehnya karena anak-anaknya itu sok dewasa. Mungkin karena efe mereka tinggal bersama single mom jadi mereka dituntut untuk mandiri dan bersikap dewasa. Seohyun lantas menggandeng jemari kecil milik putranya dan berjalan menuju tempat dimana lauren berada.

“Noona” panggil jian pada sang noona.

“Ji.. Eomma.. Kalian lama sekali” ucap lauren yang sepertinya hanya pura-pura kesal.

“Mianhae tadi kamibharus antri mengambil raport milik dongsaeng mu” ucap seohyun sambil mencubit pipi milik putrinya dengan gemas. Karena lauren memanyunan bibirnya tanda kesal.

“Ishhh Putri eomma jelek.. Cha kita ambil raport milik Lauren noona”

“Eomma.. Aku senang sekali mendapatkan juara tahun ini. Itu tandanya eomma tidak perlu bersusah payah membayar uang sekolah kami” ucap lauren pada seohyun. Jian lantas mengangguk menanggapi ucapan sang noona.

Melihat itu seohyun merasakan hatinya terenyuh melihat anak-anaknya yang memikirkannya. Bodoh.. Ia memang ibu yang bodoh dan tidak peka. Seharusnya anaknya tidak perlu seperti itu berusaha mati-matian mempertahankan juara kelas agar ia tak perlu bersusah payah membayar uang sekolah mereka yang mahal.

Harusnya mereka bisa menikmati masa-masa bermain mereka tanpa perlu memikirkan uang sekolah yang akan ditanggung oleh ibunya. Seohyun merasa tidak berguna menjadi seorang ibu. Seharusnya ia bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk anaknya namun sekarang malah terbalik anaknya lah yang memeberikan sesuatu yang lebih padanya.

Ia bersumpah bahwa ia akan terus mendukung apapun yang putra putrinya inginkan dengan sekuat tenaga ia akan bekerja mencukupi semua kebutuhan anaknya sehingga anaknya akan fokus pada dunia belajar mereka tanpa perlu memikirkan bagaimana cara membantunya membayar uang sekolah.

“Gomawo.. Gomawo… Eomma sangat bersyukur memiliki kalian” ucap seohyun sambil memeluk kedua putra putrinya.

“Eomma.. ” ucap mereka bebarengan sambil memeluk tubuh ibu mereka tempat mereka bersandar dan bernaung.

Disisi lain seorang pria berdiri mematung tak jauh didepan sebuah keluarga yang tengah berpelukan satu sama lain. Pria itu tak lain adalah Cho Kyuhyun. Pria yang sama yang tengah dirisaukan seohyun karena kehadirannya yang tidak diduga oleh wanita itu. Pria itu merasakan hantaman godam Palu tepat di belakang kepalanya saat melihat wanita yang pernah menjadi permaisuri hatinya itu tengah memeluk kedua bocah yang ia kenal sebagai sahabat Putri tirinya.

Pria itu merasakan tubuhnya kaku sesaat saat tak sengaja matanya melihat seorang bocah perempuan yang tengah berdiri sendiri ditengah kerumunan Wali murid yang tengah mengambil raport. Gadis kecil itu nampak sedang menunggu seseorang mungkin ayah atau ibunya yang tak kunjung datang, ia pun berniat untuk mengajak gadis itu menunggu bersamanya dan putrinya terlebih dahulu. Namun sebelum ia menghampiri gadis kecil itu seorang wanita dengan seorang pria kecil menghampirinya.

Awalnya cho kyuhyun tak mengambil hati saat melihat gadis perempuan itu sudah ada yang menemaninya namun saat wajah perempuan dewasa itu terlihat jelas oleh kedua Netra matanya ia pun mendadak merasakan tubuhnya kaku. Wanita itu adalah wanita yang sama. Wanita yang pernah mengisi hatinya mungkin hingga sekarang. Wanita yang sama yang telah pergi meninggalkannya bersama Putri kecilnya. Seo joohyun.

Otak pintar kyuhyun lantas mengorelasikan hubungan antara perempuan di masa lalunya dengan gadis kecil yang ia kenal sebagai sahabat putrinya. Seohyun.. Cho Lauren.. Gadis kecil yang bermarga sama dengan dirinya dan dengan nama yang sama seperti Putri kecilnya lalu ibunya adalah seohyun.

“Gadis kecil itu… Apakah putrinya? Putri yang selama ini ia rindukan? Mereka..” kyuhyun tak kuasa menahan gejolak hatinya saat menyadari bahwa otak pintarnya tak langsung bekerja saat pertemuan pertamanya dengan putrinya. Putri kecilnya.

Lalu tanpa sadar ingatan kyuhyun melalang pada sosok pria kecil yang menggelendot manja di lengan seohyun yang ia kenal sebagai Cho Jian.

Cho Jian..

Pria kecil yang agak pendiam dan selalu menurut pada noonanya. Pria yang selalu menjadi bodyguar Setia sang noona dimanapun mereka berada mereka selalu bersama. Pria kecil yang cerdas tak seperti bocah seusianya. Pria yang memiliki hidung dan matanya. Pria yang memiliki marga yang sama dengan sang noona. Cho lauren.

Sontak saja Ia bingung dengan kehadiran pria kecil itu. Pria yang memiliki marga yang sama dengannya itu tak pernah ada di dalam kehidupan pernikahannya dengan seohyun. Tapi kenapa pria kecil itu hadir dan dengan lancangnya seohyun menyematkan marganya pada nama pria kecil itu. Namun sebuh ingatan tiba-tiba menyentakkan otak pintarnya. Bukankah bocah kecil itu hanya beda satu tahun dengan lauren? Apakah.. Apakah itu tandanya jika pria kecil itu adalah putranya? Putra yang tidak pernah ia ketahui keberadaannya.

Namun jika benar ia adalah putranya berarti seohyun sedang mengandung saat perceraian mereka sembilan tahun silam. Kyuhyun pandangi wajah pria kecil itu dari jauh.

Pria kecil itu adalah pria yang berhasil menggetarkan hatinya di pertemuan pertama karena ia seperti menemukan kembaran beda usia. Kyuhyun merasa semakin banyak saja paku yang serasa menancap tepat di ulu hatinya. Pria itu tanpa sadar merasakankenyataan ini menyesakkan dadanya. Ia senang pasti tapi rasa bersalahnya lebih besar dari pada rasa senangnya.

Dan lihat…

Mereka bertiga nampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Keluarga yang amat ia rindukan..

Ia ingin sekali menghampiri mereka namun niat itu ia urungkan karena tidak ingin membuat mereka terkejut dengan kehadirannya terutama seohyun. Mantan istrinya. Banyak sekali hal-hal yang harus mereka bicarakan setelah melihat semua ini. Mungkin nanti setelah ia berhasil menguasai emosinya ia akan segera menemui anaknya.

Setelah menerima raport, seohyun dan putra putrinya itu memutuskan untuk merayakan keberhasilan mereka dengan mengajak kedua anaknya makan siang bersama di kedai Shin ahjumma. Dengan langkah riang mereka berjalan menujubkedai milik shin ahjumma yang berjarak 250 meter dari kawasan sekolah elit tempat mereka belajar. Meskipun nampak sederhana namun kedua bocah itu nampak girang karena diajak makan bersama oleh ibunya. Meskipun tidak diajak makan ketempat mewah namun mereka tetap senang karena Jarang-jarang sang eomma mengaja makan bersama. Jadi mereka lebih senang jika makan siang mereka kali ini ditemani oleh sang ibu.

“Eomma.. Ji nanti mau minta sup daging boleh?” tanya jian dengan wajah berbinar.

Pasalnya bocah kecil itu adalah pecinta daging dan tidak terlalu suka dengan sayuran namun sayang karena keterbatasan sang eomma biasanya sang eomma hanya membelikan ayam atau ikan. Sedangkan lauren hanya mendengus kesal pada adiknya. Apa jian memanfaatkan traktiran sang eomma eoh?

“Ji.. Kau tidak boleh boros. Kasihan eomma.. Eomma.. Tidak usah mendengarkan ucapan ucapan Jiannie. ” tukas lauren sambil menatap mata eommanya.

Seohyun lantas tersenyum kedua anaknya sangat prihatin dengan kondisi keuangan mereka yang pas-pasan. “Tidak apa-apa… Hari ini eomma akan menuruti semua keinginan kalian. Karena.. Kalian sudah menjadi anak yang baik selama ini” ucap seohyun pada kedua anaknya.

“Sungguh eomma?” ucap jian girang. Seohyun mengangguk membenarkan. Wanita itu senang melihat sedikit kegembiraan di wajah putra putrinya.

Mereka adalah penyemangat hidupnya. Tanpa mereka seohyun mungkin sudah tidak berniat untuk menatap kejamnya dunia ini dengan senyuman yang bermekaran di bibirnya.

Sesampainya di kedai milik Shin ahjumma, mereka langsung disambut okeh shin ahjumma yang sudah menyiapkan sebuah kursi lengkap dengan minuman kesukaan mereka.

“Ahjumma.. ” teriak mereka berhamburan ke pelukan Shin ahjumma yang sudah mereka anggap seperti nenek mereka sendiri.

“Aigoo.. Kupingku sampai sakit mendengar teriakan kalian.”

“Ahahahha.. Mianhae.”

“Bagaimana? Kalian peringkat berapa? ”

“Ji.. Kita kasih tahu apa tidak yaa? ”

“Haishh kalian ini.. Duduklah.. Kalian pasti lelah. Ahjumma sudah menyiapkan sup kesukaan kalian. Gratis.”

“Shin ahjumma.. Gamsahamnida” ucap seohyun tulus. Karena merasa tidak enak karena selalu merepotkan Shin ahjumma.

“Kau tidak perlu berterima kasih seohyun-ah. Aku sudah menganggap kalian seperti keluarga ku sendiri.”

Seohyun lantas memeluk tubuh wanita paruh baya berbadan gempal itu. Seohyun terharu karena selama ini ia tidal pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga utuh karena orang tuanya sudah lama meninggal dan ia hidup dipanti asuhan sebelum ia akhirnya menikah dengan pria itu. Cho Kyuhyun, ayah dari putra putrinya.

****
Satu minggu sudah kyuhyun melewati harinya dengan nestapa berkepanjangan karena terus saja memikirkan kemungkinan kemungkinan yang ia dapatkan jika ia menemui anaknya. Pria itu merasakan pening saat memikirkan penolakan dari kedua anaknya. Menyesal memang sudah terlambat tapi ini semua bukan salahnya semata. Karena seohyunnturut andil dalam masalah ini. Mantan istrinya itu seolah tenggelam di peredaran setelah perceraian mereka dan dengan bodohnya ia juga malah pergi ke Amerika mengobati rasa sakitnya akibat perceraian dengan wanita yang sangat dia cintai itu. Apalagi di tambah dengan fakta wanita itu tidak tinggal dirumah yang memang ia berikan kepada seohyun sebagai harta gono gini mereka apalgi seohyun juga tidak pernah sekalipun mengambil uang tunjangan perceraian mereka serta uang yang berdigit banyak untuk kebutuhan anaknya yang ia transfer setiap bulannya ke rekening seohyun.

Namun sialnya saat kyuhyun pulang dari amerika beberapa tahun lalu, kyuhyun mendapati laporan bahwa uang yang ia tranfer setiap bulan selama sembilan tahun itu utuh. Tak pernah sekalipun seohyun menarik uang dari rekeningnya. Apakah wanita itu sengaja melakukan hal itu agar rasa penyesalannya semakin bertambah karena memilih mengiyakan ajakan berpisah dari wanita yang ia cintai itu sembilan tahun lalu?

Apalagi kini ditambah fakta baru bahwa mantan istrinya itu juga memiliki anak laki-laki yang 100% ia yakini sebagai anaknya tanpa pemeriksaan DNA ataupun paternal test lainnya karena anak itu adalah mini versi dirinya apalagi itu sudah dibuktikan melalui akta kelahiran anak laki-laki itu yang mencantumkan namanya sebagai pihak ayah. Ia memang sengaja menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidikinya. Karena anak laki-laki itu lahir lima bulan setelah perceraian mereka.

“Cho kyuhyun.. Kau memiliki dua anak dan kau telah menelantarkan mereka.! Kau hidup bergelimang harta sedangkan anakmu? Kau sudah melihatnya sendiri bukan? Mereka hidup dengan segala keterbatasan bahkan anak sekecil itu bekerja mengangkut piring-piring bekas para pelanggan di sebuah warung makan kecil. Ya tuhan… Kau sungguh ayah yang kejam! ” rutuk kyuhyun mengumpati dirinya sendiri.

Kyuhyun terus menerus memukul meja kerjanya. Memuaskan rasa kesalnya karena ia tak bisa memberika yang terbaik untuk kedua anaknya. Anak nya hidup dengan keterbatasan bahkan mereka membantu sang eomma untuk membayar buku-buku sekolah dengan bekerja.

Sial sial…

“Kyu..”

“Kyu.. ”

“Ahh.. Appa.. ” kyuhyun berjengit kaget mendapati sosok sang ayah berdiri didepannya.

“Kau terlihat kacau. Apa yang mengusik pikiranmu? ”

“Tidak ada appa..”

“Kau tidak bisa berbohong son. Kau terlihat sama kacaunya seperti kejadian sembilan tahun yang lalu.”

“Appa..”

“Ceritalah.. Appa akan mendengarkannya.”

“Aku bertemu seohyun dan anak-anak ku”

“Kau bertemu dengan mereka? Laurennie. Cucu ku?” tanya Cho Yong hwan memastikan.

Kyuhyun mengangguk membenarkan.

“Lalu mengapa kau terlihat seperti ini? Bukankah seharusnya kau senang karena sudah bertemu dengan anakmu?”

“Appa.. Aku hanya merasa bersalah pada mereka. Appa ingat dua anak kecil yang setiap minggunya datang kerumah kita untuk belajar dan bermain bersama Cristina? Mereka itu anakku appa… ”

“Omong kosong apa ini kyu? Jika benar ia adalah cucuku maka kau harus membawanya kerumah kita.”

“Appa.. Masalahkanya tidak semudah itu. Seohyun memiliki anak lelaki setelah lauren dan dia belum menikah sama sekali. Apalagi anaknya itu memakai margaku. Aku sudah mengecheck semua data anak itu dan memang surat kelahirannya dikeluarkan lima bulan setelah perceraian kami.”

“Kyu.. Appa tidak tahu masalahmu sepelik ini. Saran appa, temui mereka dan bicaralah baik-baik dengan eomma mereka. Appa hanya bisa berharap diumur appa yang sudah tidak muda lagi appa bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan cucu-cucuku”
****

Seohyun melangkahkan kakinya menuju sebuah halte bus, wajah ayunya itu nampak lelah karena seharian berkutat dengan pekerjaanya. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore itu artinya ia pulang telat. Ia khawatir dengan keadaan anak-anaknya karena dihari libur semester panjang seperti ini mereka pasti merasa bosan menghabiskan waktu mereka berada dirumah. Sampai beberapa saat kemudian datanglah sebuah mobil hitam yang tiba-tiba berhenti dihadapannya. Seorang pria mengenakan jacket hitam keluar dari mobil dan berjalan menghampirinya.

Nafas seohyun sesaat tercekat melihat kedatangan pria itu. Pria yang sangat ia kenali sosoknya sebagai ayah dari anak-anaknya.

“Seohyun, bisa kita bicara sebentar? ” ucap pria itu masih berdiri didepannya.

Seohyun bergerak gelisah mengambil tasnya ingin kabur dari tempat itu namun pria itu rupanya lebih cerdik darinya lantas mempersempit jarak diantara mereka.

“Maaf saya tidak ada waktu” ucap seohyun sambil memandang ke bawah tidak berani menatap lawan bicaranya.

“Sepuluh menit saja”

“Tidak bisa, sa.. Saya harus segera pulang. Maaf… ” ucap seohyun sambil mendorong bagi pria itu lalu berjalan dengan cepat menghidari pria itu.

“Apakah sesulit ini rasanya untuk meminta ijin bertemu dengan anakku sendiri Seo Joohyun” teriak pria itu keras lalu menghampiri seohyun yang berdiri kaku tak jauh dari jangkauan pria itu.

“Apakah aku harus meminta pengadilan untuk menggugat kembali hak asuh anakku?” ancam pria itu.

Seohyun berbalik menatap pria itu dengan geram berani-beraninya pria itu membahas hak asuh. “KKAUUUU!! ” ucap seohyun geram. Berani-beraninya pria itu membahas hak asuh. Tahu apa dia dia soal itu?

“Pertemukan aku dengan anak kita seohyun atau aku akan menggugat hak asuh atas mereka dengan tuduhan kau telah menyembunyikan mereka dariku dan tidak berniat untuk mengijinkanku bertemu dengan anakku dan juga kaubyang menelantarkan mereka, tak becus memberikan penghidupan yang layak untuk mereka” ancam kyuhyun.

Seohyun yang tak gentar mendengar gertakan kyuhyun lantas membalasnya “maaf tuan cho yang terhormat. Saya bukannya tidak mengijinkan anda untuk bertemu dengan mereka namun memang tidak ada iktikad baik dari anda untuk menemui mereka. Saya hampir menunggu beberapa bulan setelah perceraian kita agar anda bisa menemui anak yang anda anggap sebagai putri anda itu. Namaun apa?? Anda tak pernah sekalipun menemuinya. Jadi jangan salahkan saya jika anda tidak bisa bertemu dengan mereka.” tukas seohyun.

“Baik jika itu yang kau mau nyonya Seo. Saya akan menuruti kemauan anda, kita lihat saja nanti” ucap kyuhyun sambil meninggalkan wanita itu berdiri kaku disana mendengar ancamannya.

Kyuhyun lantas kembali menaiki mobilnya lalu melaju meninggalkan wanita itu sendiri disana. Dalam hatinya kyuhyun merapalkan kalimat permintaan maaf terus menerus untuk perempuan itu. Pria itu menyesal.. Menyesalkan ucapannya yang terkesan jahat kepada wanita yang pernah ia cintai itu.

“Maaf… Maafkan aku joo~aku tidak bermkasud untuk mengancam mu. Aku hanya ingin kerelaannmu untuk mempertemukan diriku dengan mereka joo. Mianhae” ucap kyuhyun dalam hati.

Sedangkan disisi lain seohyun merasakan kegelisahan yang kuar biasa dihatinya. Mantan suaminya itu tiba-tiba datang dan mengancamnya. Ya tuhan apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia tak bisa membayangkan hidup berjauhan dengan putra-putrinya jikalau pria itu bersungguh-sungguh berniat menggugat hak asuh mereka. Tunggu.. Mereka.. Tadi kyuhyun mengatakan mereka? Apakah.. Apakah pria itu tahu jika anaknya tidak hanya satu saja? Melainkan dua? Pikiran buruk menghantui ketentaraman hati dan pikiran seohyun berbagai kemungkinan ia terus fikirkan.

Namun apakah daya dia hanya seorang seo joohyun seorang pegawai biasa dengan gaji rata-rata UMR. Apa yang bisa ia lakukan untuk melawan orang sebesar mereka? Tapi apapun itu ia yakin ia harus bisa mempertahankan hak asuh anak-anaknya. Ia berjanji sampai titik darah penghabisan ia akan tetap mempertahankan anak-anaknya sisinya. Karena bagi seohyun kedua buah hatinya adalah nyawa tambahan penumbuh semangatnya untuk melanjutkan hidupnya.

**TBC**

29 thoughts on “We Can Live Without You (2)

  1. Lama bangeet gak baca cerita ini, udah berepa lama gak up
    Kenapa sad banget cerita ini😭 selalu bikin nangis😩
    Ditunggu next chapter💪💙

  2. Ya ampuunnn lala ssi. Kau membuatku menangis, hiks hiks

    Aku ga kuat tiap bc yg part anak + bpknya, atau anak + ibunya. Aku nangis saat melihat lauren & jian bekerja trus kyuhyun melihatnya, sakno men cah cilik kerjo demi bantuin ibune.

    Akhirnya saat yang paling ditunggu tiba, seohyun melihat kyu, tk pikir seo ga bakal lihat krn dy mengangkat tlpn dn kyu yg lihat duluan ternyata dugaanku salah. Namun ga berapa lama akhirnya kyu melihat jg kebersamaan seo dg putra putrinya.

    Kyuhyun spt patung hidup saat menyadari kenyataan yg sebenarnya, dia pasti terkejut mengetahui ternyata dia sudah punya 2 org anak, bonus jian.kkk

    Ortu kyu sgt ingin cucunya kembali, tp sptnya akan susah, apalagi kyu kan sudah menikah lagi jd seo bakal ga mau kembali dg kyuhyun, dn kyke seo sakit hati bgt dg kyuhyun. Jujur aku lupa alasan mrk cerai knp, tp sptnya seohyun marah bgt krn kyu spt lepas ttgjwb setelah mrk cerai, bkn ttgjwb soal materi ya tp perhatian.

    Aduh kyu mulutmu itu emg tajem ya, bukannya mempermudah tp caramu itu akan mempersulit kau bertemu dg anak²mu. Klu dituntut hak asuhnya, pasti kyu yg menang, scr dy kaya bisa menyewa pengacara, seo miskin gmn mw melawan kyu.

    Au ah pusing aku, aku harap semua baik² sj, dn kyu cerailah dr jessica. Biar bisa kembali pd seohyun & anak².

  3. Loh kyu kok jadi seenaknya gitu sih main rebut2x
    Harusnya sadar diri dong
    Seo mengharapkan kehadiranmu setelah perceraian untuk melihat lauren eh lu malah main pergi aja ke amerika
    Jangan egois gitu dong
    Kalau mau tanya siapa yg paling bersalah yah jelas2x elu la kyu
    Sibuk kerja gak ingat keluarga
    Jangan seolah2x merasa tersakiti karna gak bisa ketemu anak mu
    Kasihan seo
    Kamu harus kuat aku mendukungmu
    Hehehehe
    Semoga aja kyu n keluarganya gak macam2x
    Ditunggu kelanjutannya

  4. Ko ngenes y bacanya…baper woy…udh deg2 an ja kirain bkl ktemu di kedai td jian+lauren krja tw nya zonk…tp ktmu di skolahan..jiahhh kyuppa pengecut amt jadi laki…masa mw nemuin ank ko ngancem2 sgla..bukanya baik2in seonni ambil hatinye rayu2 dikt kek ini maen ancem aje..wajr kl seonni brsikp kya gt..lawong situ bapaknye g tw ada dimane tw2 mnt ktmu tp ngncem, upil sehat..?bkin upil hidp nyesel senyesel2 nya krna klo upil sengsara gw demen..#digamparsparkyugw#😅😅agknya msh pnjng nih krna bini nya si upil pan blm tw y..so next part nya ditunggu y saeng..little typo y saeng la2 cantik..but overall nice..

  5. Dasar brengsek kamu kyu. Kasihan sekali seo dan anak anaknya, semoga saja anak anaknya tidak mau sama kyuhyun biar tahu rasa dia.

  6. Udah agak lupa sama part awalnya. Seneng akhirnya ff ini dilanjut lagi ^^ disini kyu keterlaluan ya dateng-dateng langsung mau minta ketemu anak-anaknya. Jelas seo garela dia udah mengandung melahirkan sendirian, eh tiba-tiba mantan datang. Next yahh

  7. Aku baru baca part ini tapi ko sedih amat yah apalagi melihat kenyataan kyu udah nikah lagi mau balilan lagi juga kyu nya udah jadi milik orang.
    Sedih lihat lauren dan jian masih kecil tapi udah berusaha sekeras itu anak2 yang baik semoga saja mereka dapat kebahagian walau ga sama appa kyu

  8. Kasihan lauren jian, masih kecil udah bisa mengerti keadaan. Terharu bahkan sampe nangis bacanya..

  9. sedih banget bacanya kehidupan Seo dan kedua anaknya bikin terharu.. enak aja ni Kyuppa datang2 lansung aja kata2in Seo kemana aja kamu selama ini, gak ush ganggu kehidupan Seo dan kedua anaknya toh kamu juga udh punya anak sendiri sebelum bertemu Lauren dan Jian apa pernah kamu pikirin mereka. ihhh dasar Kyuppa

  10. Ga tau lg ya hrs ngomong apa saking senengnya tau cerita ini akhirnya dilanjut.pokoknya kudu sampe ending loh ya dek, jgn mogok lagi. Hehhehhe

  11. Akhirnya nongol juga ni ff,,seperti part 1 nya part yg ini juga berhasil bikin aku mewek 😢🤐..kyu kamu koq gak bujukin seo buat ketemu anak2mu,,eehhh ini dtang2 malah ngancam seo lagi 😥😥

  12. Bagussss banget ceritanyaaa…aku dpt bgt feelnya, ganyangka bakal sebaper ini bacanyaa, author sukses bikin aku mewek malem malem karna dua anak ini..kasian mereka gadapet apa yg mereka harusnya dapet, mau nyalahin kyu, tapi dia tetep ngirimin anaknya uang cuma karna seo disimi yg gamau ambil itu..tapi kyu tetep salah ah ga pernah nengok anaknya..ditunggu kelanjutan

  13. terharu bacanya..dgn joo udh brkrja kras demi ank2 n dtmbah ankx pintar2 ahh bnr dpt feelx..
    moga joo n ankx sllu brsma n bhagia sllu wlau hdup sdrhana..
    kyu dtng2 ngancam gtu ap gk brtnduk joox..
    hrsx bcra baik2 krn apapun itu kyu ttp slh krn gk jenguk aknx slma brthun2..
    lnjut ne

Leave a comment